Mengenal Pewarnaan pada desain

 Warna merupakan unsur yang sangat penting dalam desain grafis. Warna memegang peranan penting dalam desain grafis oleh karena itu kita harus mengerti arti warna, jangan sampai kita salah warna misalnya membuat desain spanduk atau yang lainnya untuk perbankan tapi menggunakan warna dominan hitam!! (bisa-bisa pelanggan ragu dan tidak dipercaya karena kurang pas, tema hitam cocok untuk website games, hacking tool, Website photo Gallery, Photo Slide). Jadi hindari kesalahan dalam pemilihan warna.

Dalam dunia desain, Warna bisa berarti pantulan tertentu dari cahaya yang dipengaruhi oleh pigmen yang terdapat di permukaan benda. Warna bisa dikelompokkan menjadi beberapa Kelompok Warna yaitu :

  • Warna netral, adalah warna-warna yang tidak lagi memiliki kemurnian warna atau dengan kata lain bukan merupakan warna primer maupun sekunder. Warna ini merupakan campuran ketiga komponen warna sekaligus, tetapi tidak dalam komposisi tepat sama.
  • Warna kontras atau komplementer, adalah warna yang berkesan berlawanan satu dengan lainnya. Warna kontras bisa didapatkan dari warna yang berseberangan (memotong titik tengah segitiga) terdiri atas warna primer dan warna sekunder. Tetapi tidak menutup kemungkinan pula membentuk kontras warna dengan menolah nilai ataupun kemurnian warna. Contoh warna kontras adalah merah dengan hijau, kuning dengan ungu dan biru dengan jingga.
  • Warna panas, adalah kelompok warna dalam rentang setengah lingkaran di dalam lingkaran warna mulai dari merah hingga kuning. Warna ini menjadi simbol, riang, semangat, marah dsb. Warna panas mengesankan jarak yang dekat.
  • Warna dingin, adalah kelompok warna dalam rentang setengah lingkaran di dalam lingkaran warna mulai dari hijau hingga ungu. Warna ini menjadi simbol kelembutan, sejuk, nyaman dsb. Warna dingin mengesankan jarak yang jauh.
Warna Primer

Warna primer menurut teori warna pigmen dari Brewster adalah warna-warna dasar. Warna-warna lain dibentuk dari kombinasi warna-warna primer. Pada awalnya, manusia mengira bahwa warna primer tersusun atas warna Merah, Kuning, dan Hijau. Namun dalam penelitian lebih lanjut, dikatakan tiga warna primer adalah: Merah (seperti darah), Biru (seperti langit atau laut), Kuning (seperti kuning telur)

Ini kemudian dikenal sebagai warna pigmen primer yang dipakai dalam dunia seni rupa. Campuran dua warna primer menghasilkan warna sekunder. Campuran warna sekunder dengan warna primer menghasilkan warna tertier.

Warna Sekunder

Warna Sekunder adalah warna yang dihasilkan dari campuran dua warna primer dalam sebuah ruang warna. Contohnya seperti di bawah ini. Dalam peralatan Grafis, terdapat tiga warna primer cahaya: (R = Red) merah, (G = Green) hijau, (B = Blue) biru atau yang lebih kita kenal dengan RGB yang bila digabungkan dalam komposisi tertentu akan menghasilkan berbagai macam warna. Misalnya pencampuran 100% merah, 0% hijau, dan 100% biru akan menghasilkan interpretasi warna magenta. Di dalam komputer kita juga mengenal berbagai warna untuk kebutuhan desain Website maupun Grafis dengan kode bilangan Hexadecimal.

Berikut ini campuran warna RGB yang nantinya membentuk warna baru:
Merah + Hijau = Kuning
Merah + Biru = Magenta
Hijau + Biru = Cyan

Pada prinsipnya teori untuk pigmen seharusnya bisa diterapkan untuk warna cat juga. Tetapi cat yang mula-mula dipakai, pencampurannya dilakukan jauh sebelum adanya ilmu pengetahuan warna modern, dan karena pigmen yang tersedia pada masa itu juga terbatas. Khususnya warna pigmen cyan dan magenta alami sulit didapat, oleh karena itu dipakai warna biru dan merah. Dengan demikian sampai saat ini secara luas diajarkan bahwa merah, kuning dan biru adalah warna primer sedangkan jingga/orange, hijau dan ungu adalah warna sekunder. berikut ini perbedaan dan persamaan CMYK dan RGB

Mengingat pentingnya warna maka mari kita mengetahui arti – arti warna dalam Desain Grafis / Disain Logo :

  • KUNING = Matahari, Cahaya, Kejayaan dan Keluhuran Budi.
  • MERAH = Api, Semangat dan Keberanian, Bahaya, Keamanan, Waspada.
  • BIRU = Kejujuran, ketekunan, dan pandangan yang luas, kedamaian, ketenangan, kepercayaan kepada diri sendiri, keseimbangan, semangat batin.
  • HIJAU = Uang, Keberuntungan, Menarik Perhatian, Keindahan, Menyejukkan
  • PUTIH = Lambang Kesucian dan Kejujuran, Kesopanan
  • ORANYE = optimisme dan dinamika
  • HITAM = Berwibawa, Elegan, Maskulin

Ilmugrafis

Nama dan kode warna

Didalam desain, kita mengenal adanya kode warna dalam setiap warna. Misalnya, warna Hitam memiliki kode #000000, putih memiliki kode #FFFFFF begitupun dengan warna lainnya. Kita juga bisa mencari tahu kode yang terdapat didalam warna, untuk mengetahui kode suatu warna pada lembar kerja, Sobat bisa mengunjungi artikel Cara mengetahui kode sebuah warna dalam halaman Materi.
Saat kita menggunakan Photoshop, kode-kode ini kita gunakan untuk memasukan warna kedalam desain yang kita kerjakan. Tak hanya Photoshop, desain website pun juga menggunakan kode yang sama. Dibawah ini ada tabel kode warna beserta nama dari setiap kode


sumber:http://photoshopdesain.com/blog/materi/pengertian-nama-dan-kode-warna.html


Continue reading Mengenal Pewarnaan pada desain

Pengenalan Ip Address


IP Address

IP Address adalah alamat yang diberikan ke jaringan dan peralatan jaringan yang menggunakan protokol TCP/IP. IP Address terdiri atas 32 bit (biary digit atau bilangan duaan) angka biner yang dibagi dalam 4 oket (byte) terdiri dari 8 bit. Setiap bit mempresentasikan bilangan desimal mulai dari 0 sampai 255.

Jenis-jenis IP Address terdiri dari :

1. IP Public

Public bit tertinggi range address bit network address
kelas A 0 0 – 127* 8
kelas B 10 128 – 191 16
kelas C 110 192 – 223 24
kelas D 1110 224 – 239 28

2. Privat

IP Privat ini dapat digunakan dengan bebas tetapi tidak dikenal pada jaringan internet global. Karena itu biasa dipergunakan pada jaringan tertutup yang tidak terhubung ke internet, misalnya jaringan komputer ATM.

10.0.0.0 – 10.255.255.255
172.16.0.0 – 172.31.255.255
192.168.0.0 – 192.168.255.255

Kesimpulan
1.0.0.0 - 126.0.0.0 : Kelas A.
127.0.0.0 : Loopback network.
128.0.0.0 - 191.255.0.0 : Kelas B.
192.0.0.0 - 223.255.255.0 : Kelas C.
224.0.0.0 = 240.0.0.0 : Class E, reserved.
3. Ipv6
terdiri dari 16 oktet, contoh :
A524:72D3:2C80:DD02:0029:EC7A:002B:EA73

 

Subneting

Seorang Network Administrator sering kali membutuhkan pembagian network dari suatu IP Address yang telah diberikan oleh Internet Service Provider (ISP). Dikerenakan persedian IP Address pada saat ini sangat terbatas akibat menjamurnya situs-situs di internet. Cara untuk membagi network ini disebut dengan subneting dan hasil dari subneting disebut subnetwork. Langkah-langkah subneting adalah sbb :

contoh 2:
Suatu perusahaan mendapatkan IP adress dari suatu ISP 160.100.0.0/16, perusahan tersebut mempunyai 30 departemen secara keseluruhan, dan ingin semua departemen dapat akses ke internet. Tentukan network tiap departemen ?

Solusi ;
1. Tentukan berada dikelas mana ip tersebut ? B
2. Berapa jumlah network yang dibutuhkan ?
dengan rumus 2n > network yang dibutuhkan
25 > 30
3. Ubah menjadi biner

network-portion host-portion
10100000 01100100 00000000 00000000
11111111 11111111 00000000 00000000

4. Ambil bit host-portion sesuai dengan kebutuhkan network, sehingga

network-portion host-portion
10100000 01100100 _ _ _ _ _ 000 00000000
11111111 11111111 1 1 1 1 1 000 00000000

perhatikan oktet ketiga
_ _ _ _ _ 000
1 1 1 1 1 000

Cara 1

Dengan mengkombinasikan bit

00001 000 = 8
00010 000 = 16
00011 000 = 24
00100 000 = 32
00101 000 = 40
00110 000 = 48
……………
11111 000 = 248

Cara 2
Mengurangi subnet mask dgn bilangan 256

11111 000 = 248

256 – 248 = 8 maka subnetwork adalah kelipatan 8

No Depertemen Subnetwork (255.255.248.0)
1 Pertama 160.100.8.0
2 Kedua 160.100.16.0
3 Ketiga 160.100.24.0
4 Keempat 160.100.32.0
5 Kelima 160.100.40.0
6 Keenam 160.100.48.0
7 Ketujuh 160.100.56.0
.. ………….
30 Ketigapuluh 160.100.248.0
Maka

Network Broadcast Range-Hoat
160.100.8.0 160.100.15.255 160.100.8.1 - 160.100.15.254
160.100.16.0 160.100.23.255 160.100.16.1 - 160.100.23.254
160.100.24.0 160.100.31.255 160.100.24.1 - 160.100.31.254
160.100.32.0 160.100.39.255 160.100.32.1 - 160.100.39.254
160.100.40.0 160.100.47.255 160.100.40.1 - 160.100.47.254
160.100.48.0 160.100.55.255 160.100.48.1 - 160.100.55.254
160.100.56.0 160.100.63.255 160.100.56.1 - 160.100.63.254
160.100.64.0 160.100.71.255 160.100.64.1 - 160.100.71.254
160.100.72.0 160.100.79.255 160.100.72.1 - 160.100.79.254
…….. ………. ………….

160.100.248.0 160.100.255.255 160.100.248.1 - 160.100.255.254

VLSM (Variable Leght Subnet Mask)

Konsep subneting memang menjadi solusi dalam mengatasi jumlah pemakaian IP Address. Akan tetapi kalau diperhatikan maka akan banyak subnet. Penjelasan lebih detail pada contoh :

contoh 2:
Pada suatu perusahaan yang mempunyai 6 departemen ingin membagi networknya, antara lain :
1. Departemen A = 100 host
2. Departemen B = 57 host
3. Departemen C = 325 host
4. Departemen D = 9 host
5. Departemen E = 500 host
6. Departemen F = 25 host

IP Address yang diberikan dari ISP adalah 160.100.0.0/16

Apabila kita menggunakan subneting biasa maka akan mudah di dapatkan akan tetapi hasil dari subneting (seperti contoh 1) tersebut akan terbuang sia-sia karena hasil dari subneting terlalu banyak daripada jumlah host yang dibutuhkan. Maka diperlukan perhitingan VLSM yaitu :

1. Urut kebutuhan host yang diperlukan
1. Departemen E = 500 host
2. Departemen C = 325 host
3. Departemen A = 100 host
4. Departemen B = 57 host
5. Departemen F = 25 host
6. Departemen D = 9 host

2. Ubah menjadi biner

network-portion host-portion
10100000 01100100 00000000 00000000
11111111 11111111 00000000 00000000
Jika pada subneting dimabil dari network maka pada VLSM diambil pada dari host

l Untuk 500 host
network-portion host-portion
10100000 01100100 00000000 00000000
11111111 11111111 00000000 00000000

Untuk 500 host dimabil 9 bit dari host-portion karena
2n-2 > jumlah host

Hasilnya 160.100.0.0/23

Network Broadcast Range-Hoat
160.100.0.0/23 160.100.0.255 160.100.0.1 - 160.100.1.254
160.100.2.0/23 160.100.2.255 160.100.2.1 - 160.100.3.254
160.100.4.0/23 160.100.4.255 160.100.4.1 - 160.100.5.254
160.100.6.0/23 160.100.6.255 160.100.6.1 - 160.100.7.254
160.100.8.0/23 160.100.8.255 160.100.8.1 - 160.100.9.254
…….. ………. ………….
160.100.254.0/23 160.100.254.255 160.100.254.1 - 160.100.255.254

l Untuk 325 host kita masih dapat menggunakan subnet dari 500 host karena masih dalam arena 29 dan pilihlah subnet yang belum digunakan.
l Untuk 100 host menggunakan 28 > 100 dan ambil salah satu dari subnet sebelumnya yang belum terpakai.
misal 160.100.2.0/24

network-portion host-portion
10100000 01100100 00000010 00000000
11111111 11111111 00000010 00000000

maka
Network Broadcast Range-Hoat
160.100.2.0/24 160.100.2.255 160.100.2.1 - 160.100.2.254
160.100.3.0/24 160.100.3.255 160.100.3.1 - 160.100.3.254

l Untuk 57 host menggunakan 26 >57 dan ambil salah satu dari subnet sebelumnya yang belum terpakai.
misal 160.100.3.0/24

network-portion host-portion
10100000 01100100 00000010 00000000
11111111 11111111 00000011 00000000

maka
Network Broadcast Range-Hoat
160.100.3.0/26 160.100.3.91 160.100.3.1 - 160.100.3.90
160.100.3.64/26 160.100.3.63 160.100.3.65 - 160.100.3.126
160.100.3.128/26 160.100.3.127 160.100.3.129 - 160.100.3.190
160.100.3.192/26 160.100.3.191 160.100.3.193 - 160.100.3.254

l Untuk 25 host menggunakan 25 > 25 dan ambil salah satu dari subnet sebelumnya yang belum terpakai.
misal 160.100.3.192/25

network-portion host-portion
10100000 01100100 00000010 00000000
11111111 11111111 00000011 00000000
maka

Network Broadcast Range-Hoat
160.100.3.192/27 160.100.3.223 160.100.3.193 - 160.100.3.222
160.100.3.224/27 160.100.3.255 160.100.3.225 - 160.100.3.254

l Untuk 9 host menggunakan 24 > 16 dan ambil salah satu dari subnet sebelumnya yang belum terpakai.
misal 160.100.3.224/25

network-portion host-portion
10100000 01100100 00000010 00000000
11111111 11111111 00000011 00000000

maka
Network Broadcast Range-Hoat
160.100.3.224/28 160.100.3.239 160.100.3.225 - 160.100.3.227
160.100.3.240/28 160.100.3.255 160.100.3.241 - 160.100.3.254

 

 SUBNETTING PADA IP ADDRESS CLASS B

Pertama, subnet mask yang bisa digunakan untuk subnetting class B adalah seperti dibawah. Sengaja saya pisahkan jadi dua, blok sebelah kiri dan kanan karena masing-masing berbeda teknik terutama untuk oktet yang “dimainkan” berdasarkan blok subnetnya. CIDR /17 sampai /24 caranya sama persis dengan subnetting Class C, hanya blok subnetnya kita masukkan langsung ke oktet ketiga, bukan seperti Class C yang “dimainkan” di oktet keempat. Sedangkan CIDR /25 sampai /30 (kelipatan) blok subnet kita “mainkan” di oktet keempat, tapi setelah selesai oktet ketiga berjalan maju (coeunter) dari 0, 1, 2, 3, dst.

Sekarang kita coba dua soal untuk kedua teknik subnetting untuk Class B. Kita mulai dari yang menggunakan subnetmask dengan CIDR /17 sampai /24. Contoh network address 172.16.0.0/18.

Analisa: 172.16.0.0 berarti kelas B, dengan Subnet Mask /18 berarti 11111111.11111111.11000000.00000000 (255.255.192.0).

Penghitungan:

·         Jumlah Subnet = 2x, dimana x adalah banyaknya binari 1 pada 2 oktet terakhir. Jadi Jumlah Subnet adalah 22 = 4 subnet

·         Jumlah Host per Subnet = 2y - 2, dimana y adalah adalah kebalikan dari x yaitu banyaknya binari 0 pada 2 oktet terakhir. Jadi jumlah host per subnet adalah 214 - 2 = 16.382 host

·         Blok Subnet = 256 - 192 = 64. Subnet berikutnya adalah 64 + 64 = 128, dan 128+64=192. Jadi subnet lengkapnya adalah 0, 64, 128, 192.

·         Alamat host dan broadcast yang valid?


Berikutnya kita coba satu lagi untuk Class B khususnya untuk yang menggunakan subnetmask CIDR /25 sampai /30. Contoh network address 172.16.0.0/25.

Analisa: 172.16.0.0 berarti kelas B, dengan Subnet Mask /25 berarti 11111111.11111111.11111111.10000000 (255.255.255.128).

Penghitungan:

·         Jumlah Subnet = 29 = 512 subnet

·         Jumlah Host per Subnet = 27 - 2 = 126 host

·         Blok Subnet = 256 - 128 = 128. Jadi lengkapnya adalah (0, 128)

·         Alamat host dan broadcast yang valid?


SUBNETTING PADA IP ADDRESS CLASS A

Kalau sudah mantap dan paham benar, kita lanjut ke Class A. Konsepnya semua sama saja. Perbedaannya adalah di OKTET mana kita mainkan blok subnet. Kalau Class C di oktet ke 4 (terakhir), kelas B di Oktet 3 dan 4 (2 oktet terakhir), kalau Class A di oktet 2, 3 dan 4 (3 oktet terakhir). Kemudian subnet mask yang bisa digunakan untuk subnetting class A adalah semua subnet mask dari CIDR /8 sampai /30.

Kita coba latihan untuk network address 10.0.0.0/16.

Analisa: 10.0.0.0 berarti kelas A, dengan Subnet Mask /16 berarti 11111111.11111111.00000000.00000000 (255.255.0.0).

Penghitungan:

·         Jumlah Subnet = 28 = 256 subnet

·         Jumlah Host per Subnet = 216 - 2 = 65534 host

·         Blok Subnet = 256 - 255 = 1. Jadi subnet lengkapnya: 0,1,2,3,4, dan seterusnya.

·         Alamat host dan broadcast yang valid?


 Catatan: Semua penghitungan subnet diatas berasumsikan bahwa IP Subnet-Zeroes (dan IP Subnet-Ones) dihitung secara default. Buku versi terbaru Todd Lamle dan juga CCNA setelah 2005 sudah mengakomodasi masalah IP Subnet-Zeroes (dan IP Subnet-Ones) ini. CCNA pre-2005 tidak memasukkannya secara default (meskipun di kenyataan kita bisa mengaktifkannya dengan command ip subnet-zeroes), sehingga mungkin dalam beberapa buku tentang CCNA serta soal-soal test CNAP, anda masih menemukan rumus penghitungan Jumlah Subnet = 2x - 2

 

IP Address

IP Address adalah alamat yang diberikan kejaringan dan peralatan jaringan yang menggunakan protokol TCP/IP. IP address terdiri atas 32 bit angka biner yang dapat dituliskan sebagai empat angka desimal yang dipisahkan oleh tanda titik seperti 192.16.10.01 atau dimisalkan berformat w.x.y.z. IP address adalah protokol yang paling banyak dipakai untuk meneruskan (routing) informasi di dalam jaringan.

IP address memiliki kelas-kelas seperti pada tabel 2.4.

Tabel 2.4. Kelas-kelas IP address
Kelas Range Network ID Host ID Default Subnet Mask
A 1-126 w x.y.z 255.0.0.0
B 128-191 w.x y.z 255.255.0.0
C 192-223 w.x.y z 255.255.255.0

catatan: masih ada kelas D yang jarang digunakan, dan ada IPV6 yang bakal digunakan jika IPV4 ini sudah tida mencukupi.

Misalnya Ada IP 192.168.0.100 maka termasuk IP Address Kelas C

Subnetting

Jika seorang pemilik sebuah IP Address kelas B misalnya memerlukan lebih dari satu network ID maka ia harus mengajukan permohonan ke internic untuk mendapatkan IP Address baru. Namun persediaan IP Address sangat terbatas karena banyak menjamurnya situs-situs di internet.

Untuk mengatasi ini timbulah suatu teknik memperbanyak network ID dari satu network yang sudah ada. Hal ini dinamakan subnetting, di mana sebagian host ID dikorbankan untuk dipakai dalam membuat network ID tambahan.

Sebagai contoh, misal di kelas B network ID 130.200.0.0 dengan subnet mask 255.255.224.0 dimana oktet ketiga diselubung dengan 224. maka dapat di hitung dengan rumus 256-224=32. maka kelompok subnet yang dapat dipakai adalah kelipatan 32, 64, 128, 160, dan 192. Dengan demikian kelompok IP address yang dapat dipakai adalah:

130.200.32.1 sampai 130.200.63.254
130.200.64.1 sampai 130.200.95.254
130.200.96.1 sampai 130.200.127.254
130.200.128.1 sampai 130.200.159.254
130.200.160.1 sampai 130.200.191.254
130.200.192.1 sampai 130.200.223.254

Atau akan lebih mudah dengan suatu perumusan baik dalam menentukan subnet maupun jumlah host persubnet.Jumlah subnet = 2n-2, n = jumlah bit yang terselubung

Jumlah host persubnet = 2N-2, N = jumlah bit tidak terselubung

Sebagai contoh, misalnya suatu subnet memiliki network address 193.20.32.0 dengan subnet mask 255.255.255.224. Maka:
Jumlah subnet adalah 6, karena dari network address 193.20.32.0 dengan memperhatikan angka dari oktet pertama yaitu 193, maka dapat di ketahui berada pada kelas C. dengan memperhatikan subnetmask 255.255.255.224 atau 11111111.11111111.11111111. 11100000 dapat diketahui bahwa tiga bit host ID diselubung, sehingga didapat n = 3 dan didapat:jumlah subnet = 23-2 = 6.

Sedangkan untuk jumlah host persubnet adalah 30, ini didapat dari 5 bit yang tidak terselubung, maka N = 5 dan akan didapat: jumlah host per subnet = 25-2 = 30.

Bit terselubung adalah bit yang di wakili oleh angka 1 sedangkan bit tidak terselubung adalah bit yang di wakili dengan angka 0.

 Sumber : http://smk.kemdikbud.go.id/

Continue reading Pengenalan Ip Address

Kode Warna Pada Kabel FO

Kode Warna Pada Kabel Fo

• PATCH CORD
Kabel jenis ini merupakan kabel yang digunakan untuk jaringan dengan panjang terbatas dalam
menghubungkan 2 titik
terminasi jaringan fiber optik.
Terdapat 2 jenis kabel Patch Cord yaitu
1.Single Fiber Optik (Simplex)
2.Double Fiber Otik (Duplex)



Untuk membedakan penggunaannya dibuatkan standar warna yang terdapat pada pelindung (coating) pada jenis kabel patch cord, seperti pada tabel berikut :







Kabel Multi Fiber

Identifikasi yang digunakan dalam Corning Calbe System
menggunakan standar EIA/TIA-598. standar ini menjelaskan tentang Identifikasi Fiber, Jacket Fiber, Fiber Unit dan Group dari fiber unit.


Kode Warna Pada Kabel Multi fiber


B.O.H.C.A.P-ME-HI-KU-VI-PI-TOS





Jenis-Jenis Konektor Fiber Optik

1. FC (Fiber Connector): digunakan untuk model kabel single-mode dengan akurasi yang sangat tinggi dalam menghubungkan kabel dengan transmitter maupun receiver. Konektor ini menggunakan sistem drat ulir dengan posisi yang dapat diatur, sehingga ketika dipasangkan ke perangkat lain, akurasinya tidak akan mudah berubah.

2. SC (Subsciber Connector): digunakan untuk model kabel single-mode, dengan sistem dicabut-pasang. Konektor ini tidak terlalu mahal, simpel, dan dapat diatur secara manual serta akurasinya baik bila dipasangkan ke perangkat lain.

3. ST (Straight Tip): bentuknya seperti bayonet berkunci hampir mirip dengan konektor BNC. Sangat umum digunakan baik untuk kabel multi mode maupun single mode. Sangat mudah digunakan baik dipasang maupun dicabut.

4. Biconic: Salah satu konektor yang kali pertama muncul dalam komunikasi fiber optik. Saat ini sangat jarang digunakan.

5. D4: konektor ini hampir mirip dengan FC hanya berbeda ukurannya saja. Perbedaannya sekitar 2 mm pada bagian ferrule-nya.

6. SMA: konektor ini merupakan pendahulu dari konektor ST yang sama-sama menggunakan penutup dan pelindung. Namun seiring dengan berkembangnya ST konektor, maka konektor ini sudah tidak berkembang lagi penggunaannya.

7. E200
Continue reading Kode Warna Pada Kabel FO

Struktur-Jenis-Tipe Kabel Fiber Optik


Struktur Kabel Fiber Optik
1. CORE
Terbuat dari bahan kaca yang sangat halus berkualitas tinggi dan tidak mengalami korosi. Bagian ini merupakan bagian utama dari jaringan fiber optik.
2. CLADDING
Merupakan lapisan yang dilapiskan pada core atau selubung core. Cladding ini juga terbuat dari bahan yang sama dengan core tetapi index biasnya berbeda dari index core. Tujuan dibuat index bias yang berbeda dengan core karena cahaya akan selalu dipantulkan supaya tetap berada pada jalurcore.
3. COATING

Jenis Kabel Fibel Optik
Bagian ini merupakan lapisan yang tidak ada hubungannya dengan transmisi data namun bagian yang sangat penting karena berfungsi sebagai pelindung bagi core dan cladding

Single Mode
Berdiameter 0,00035 inchi atau sekitar 9 mikron dan berfungsi mengirim sinar laser inframerah dengan panjang gelombang 1300-1550nm

Multi mode
Memiliki core yang lebih besar sekitar 0,0025 inchi atau 62,5 mikrometer dengan panjang gelombang 850-1300 nanometer




Tipe-Tipe Kabel Fiber Optik

• SINGLE MODE
Single mode dapat mentaransmisikan di atas rata-rata dan 50 kali lipat jarak dibandingkan dengan multimode, Memiliki core yang lebih kecil dibanding dengan multimode, sehingga hanya mengirim cahaya secara tunggal, serta dapat mengurasi distorsi yang diakibatkan overlap cahaya.

• GRADE INDEX MULTIMODE
Berisi sebuah core dimana refraksi indeks mengurangi secara perlahan-lahan dari poros pusat ke luar cladding. Sedangkan cahaya yang lebih dekat dengan porosnya bergerak lebih perlahan dibanding dengan cahaya yang lebih dekat dengan cladding sehingga mengakibatkan distorsi yang sedikit. Jarak yang dapat ditempuh oleh kabel jenis ini antara 10-20 km

• STEP INDEX MULTIMODE
Berisi sebuah core besar berdiameter lebih dari 100 mikron, sehingga beberapa cahaya membiat signal digital melewati rute utama (direc rute) sedangkan yang lainya berliku-liku ketika sinar memantul ke cladding

 

Materi Lengkap bisa Download

Continue reading Struktur-Jenis-Tipe Kabel Fiber Optik

Menulis Naskah Premis-Sinopsis-Treatment



PREMIS
Premis adalah pernyataan cerita dan masalah yang menggeraakan cerita yang mengandung
1. Karakter dan atributnya
2. Aksi dan tindakan
3. Situasi

Masyarakat yang belum paham akan pentingnya penggunaan masker menjadikan sulitnya meredam penyebaran covid-19

SINOPSIS PENDEK
Sebagian masyarakat di Indonesia tidak sadar akan pentingnya menggunakan masker di era pandemik covid 19. Jumlah orang dengan status kontak erat, kasus suspek, kasus probable dan kasus konfirmasi setiap hari semakin bertambah kasusnya di Indonesia. Pemerintah dan masyarakat yang peduli pun mengambil langkah-langkah untuk meredam penyebaran covid-19

SINOPSIS PANJANG 
Sebagian masyarakat di Indonesia di Denpasar, ....,.....atau di kota besar lainnya tidak sadar akan pentingnya menggunakan masker. Pada saat beraktivitas di luar rumah, bersosialisasi maupun berinteraksi dengan orang lain dengan tanpa ada rasa cemas dan was-was tidak menggunakan masker. 

Bahkan ada dari mereka yang menganggap remeh dengan virus corona ini.
Sementara itu, jumlah orang dengan status kontak erat, kasus suspek, kasus probable dan kasus konfirmasi setiap hari semakin bertambah kasusnya di berbagai kota di Indonesia. Bahkan ada beberapa kota yang jumlah kasusnya meningkat secara signifikan. Ini membuat berbagai kalangan dari berbagai kota tergerak dan ikut andil dalam upaya pencegahan.

Pemerintah dan masyarakat yang peduli pun mengambil langkah-langkah untuk meredam penyebaran covid-19. 

Dari upaya yang paling sederhana, dengan cara membagikan masker di jalan-jalan sambil mengedukasi betapa pentingnya suatu hal yang sederhana tapi mempunyai manfaat yang sangat besar. Tapi tetap ada saja penolakan, mungkin suatu hal yang baik harus mendapatkan tantangan.


TREATMENT

INT-Home-pagi hari
Di salah satu rumah pinggiran kota Denpasar, tampak seorang pria sedang mencari tayangan berita melalui laptopnya. Berita tentang penambahan kasus covid-19 yang terjadi di kota-kota yang tersebar di Indonesia. Sementara itu di depan rumah, istrinya sedang mengobrol dengan tetangga lain yang sebagian besar tidak memakai masker.

EXT-Kota-Pagi hari
Di kota besar lainnya, Surabaya, di sebuah pertokoan yang tidak begitu rame terlihat aktifitas jual beli di pagi hari. Terlihat beberapa pengunjung yang sedang berbelanja, ada yang memakai masker, ada juga yang memakainya tapi salah dalam cara menggunakannya. Dari balik kaca tokonya, si pemilik toko melihat seorang pemulung yang mencari sampah plastik yang menggunakan masker dengan cara yang benar.

EXT -jalan raya-sore hari
Di Medan, pada sore hari. Melintas sepeda motor dengan kecepatan sedang. Dengan wajah yang tenang, santai, melintas di jalanan tanpa menggunakan helm dan masker. Tidak ada sedikitpun rasa was-was tersirat. Kemudian berhenti di sebuah rumah, sudah tampak beberapa pemuda berkumpul yang sedang asyik mengobrol tanpa jaga jarak, tanpa memakai masker.

INT-rumah-sore hari
Setelah sejenak menyapa teman-temannya, pemuda bermotor kemudian berjalan dengan gontai mendekati tv yang ada di pojok ruangan yang sudah dari tadi menyala. Perlahan dia memperhatikan tayangan yang ada di tv dengan wajah serius. Teman-temannya yang lain pun satu persatu mulai ikut memperhatikan tayangan di tv.

Materi lengkap bisa Download
Continue reading Menulis Naskah Premis-Sinopsis-Treatment

Jenis Format Audio


   


 Berikut ini adalah jenis format audio yang banyak kita jumpai atau temukan di berbagai alat elektronik yang dapat mengeluarkan suara yang diantaranya:

a. MP3 (MPEG, Audio Layer 3)
salah satu format berkas pengodean suara yang memiliki kompresi yang baik (meskipun bersifat lossy) sehingga ukuran berkas bisa memungkinkan menjadi lebih kecil. Berkas ini dikembangkan oleh seorang insinyur Jerman Karlheinz Brandenburg.

b. WAV

File WAV adalah format audio mentah yang dibuat oleh Microsoft dan IBM. Format ini menggunakan kontainer untuk menyimpan data audio, nomor track, laju sampel, dan bit rate.

c. AAC (Advanced Audio Coding)

AAC adalah singkatan dari Advanced Audio Coding merupakan standar format berkas audio terkompresi. AAC umumnya memiliki kualitas suara yang lebih baik dibandingkan dengan format populer MP3 dalam bitrate yang sama khususnya pada bitrate di bawah 100 kbit/s. AAC merupakan format yang umum digunakan ketika melakukan kompresi CD audio pada Apple iPod dan iTunes (eksensi .m4a). Format MP3 masih merupakan teknologi baru dan mulai berkembang. MP3 merupakan format standar untuk audio portabel masa depan. AAC memiliki keterbatasan diakibatkan lebih berat, lebih rumit, dan mempunyai dukungan yang minim dari para pengembang.

d. WMA (Windows Media Audio)
WMA atau Windows Media Audio merupakan format kompresi audio yang dikembangkan oleh Microsoft sebagai saingan dari format file MP3.

e. Ogg Vorbis
Vorbis adalah metode kompresi audio kehilangan gratis dan terbuka yang diprakarsai oleh Yayasan Xiph.org dengan tujuan untuk menggantikan format MP3. Karena hasil kompresi Vorbis biasanya disimpan dalam kontainer Ogg, maka Vorbis juga sering disebut Ogg Vorbis.

f. Real Audio
RealAudio adalah format audio berpemilik yang dikembangkan oleh RealNetworks dan pertama kali dirilis pada April 1995. RealAudio menggunakan beragam codec audio , mulai dari format bitrate rendah yang dapat digunakan melalui modem dialup, hingga format kesetiaan tinggi untuk musik. Itu juga dapat digunakan sebagai format audio streaming , yang diputar pada saat yang sama saat diunduh. Di masa lalu, banyak stasiun radio internet menggunakan RealAudio untuk mengalirkan pemrograman mereka melalui internet secara real time.

g. MIDI
Musical Instrument Digital Interface (MIDI) adalah sebuah standar hardware dan software internasional untuk saling bertukar data (seperti kode musik dan MIDI Event) di antara perangkat musik elektronik dan komputer dari merek yang berbeda.
Continue reading Jenis Format Audio

Pengertian dan Jenis Audio

    


    Audio merupakan suara atau bunyi yang dapat di hasilkan dari getaran suatu benda. Manusia dapat menangkap suara yang bersumber kuat. Suara merupakan getaran yang di hasilkan dari pergesekan, pantulan, dan yang lainnya antara benda-benda.

    Gelombang merupakan suatu getaran yang di dalamnya terdiri dari amplitude dan waktu. Audio merupakan elemen penting yang dapat ikut berperan di dalam membangun suatu system komunikasi dengan bentuk suara yang berupa suatu sinyal elektrik yang dapat membawa unsur-unsur bunyi. Audio terdiri dari beberapa tahapan yang diantaranya tahap dalam pengambilan suara, sambungan di transmisi yang di dalamnya mengandung bunyi, amplifier, dan yang lainnya.

Sadiman [2005:49]

Media audio adalah media yang dapat digunakan untuk menyampaikan pesan yang akan di sampaikan dengan bentuk lambang-lambang audit, mau itu berbentuk verbalatau dengan bentuk non-verbal.

Sudjana dan Rivai [2003 :129]

Media audio merupakan media yang dapat di gunakan sebagai media pengajaran yang di dalamnya mengandung pesan di dalam bentuk audirif yang berguna untuk dapat merangsang pikiran, perhatian, perasaan, dan juga kemauan yang di miliki mahasiswa sehingga akan terjadi suatu proses belajar mengajar.

Baca Juga 


Jenis Audio

Audio memiliki beberapa jenis yang di kelompokkan berdasar media atau perangkat yang di gunakan diantaranya adalah :

a. Audio Streaming
Audio Streaming merupakan istilah yang di pakai untuk dapat mengengarkan siarang langsung atau live menggunakan jaringan internet. Seperti menggunakan RealAudio, Winamp.
b. Audio Visual
Audio visual merupakan istilah yang di gunakan untuk sebuah perangkat soundsystem yang telah di lengkapi dengan gambar seperti yang di pakai untuk presentasi.

c. Audio Modem Riser
Audio Modem Riser merupakan istilah yang di pakai untuk sebuah kartu jenis plug-in yang di tujukan untuk motherboard intel yang akan memuat sirkuit atau berupa modem.

d. Audio response
bunyi atau suara yang dihasilkan oleh benda yang bernama komputer. Hal pembicaraan yang dapat komputer hasilkan diantara lain adalah suaara atau audio ketika melayani input permintaan nomor telepon
Continue reading Pengertian dan Jenis Audio